Sutradara Televisi
Istilah Sutradara Televisi mungkin tidak begitu populer bila dibanding dengan sutradara, dalam pengertian Sutradara Film. Dunia pertelevisian di negara barat umumnya menggunakan istilah Program Director atau Television Director, yang kemudian sering kali diterjemahkan dalam bahasa indonesia sebagai Pengarah Acara Televisi (pertama kali diperkenalkan oleh TVRI).
Secara spesifik Herbert Zettl, seorang pakar dan pengamat televisi dari san fransisco mendefinisikan Sutradara Televisi sebagai seseorang
yang bertugas memberikan pengarahan kepada talent ( pemain atau pengisi
acara ) dan ( pada masalah ) teknis operasional. Secara langsung
bertanggungjawab memindahkan secara efektif yang tertulis dalam naskah
dalam bentuk pesan-pesan audio visual. Dalam skala stasiun –tv- yang
lebih kecil, sering kali juga bertindak sebagai producer. ( diambil dari
Television Production Hanbook-6th ).
Industri pertelivisian kita mengenal sistem rekaman gambar visual dengan menggunakan single camera dan multi camera, yang kemudaian lazim kita sebut ENG (Electrinic News Getring) dan EFP (Electronic Fild Production). Kebutuhan artistik untuk single camera tentu saja berbeda dengan multi camera.
Demikian juga untuk kebutuhan teknis lainnya, seperti penataan cahaya,
penataan audio penataan gambar dan lain sebagainya. Sebagai contoh,
untuk memproduksi program acara musik yang dilakukan di dalam studio,
dengan menggunakan multi kamera, didukung tata suara dan tata lampu
artistik, tentu akan berbeda cara penangannaya dengan produksi acara reality show
yang menggunakan satu kamera dan dilakukan di luar ruangan. Seorang
Sutradara Televisi idealnya harus menguasai kedua hal tersebut.
Suradara Televisi Dalam Produksi Program Acara
Hasil akhir dari sebuah karya televisi merupakan kesimpulan dari tiga tingkat pekerjaan produksi yaitu Pra Produksi ( Pre Production ), Produksi ( Production ) dan Paska Produksi ( Post Production ).
Ketiganya menyatu dan tidak boleh terlewatkan. Apabila salah satu
tingkat pengerjaan produksi ini hilang atau belum selesai, tugas sang
sutradara masih belum tuntas.
Adapan tugas seorang Sutradara Televisi secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut :
Pada
saat Pra Produksi bersama-sama produser, script writer, dan tim kreatif
lainnya, membahas mengenai isi program hingga perencanaan produksinya.
Pada saat Produksi, memimpin jalanya proses pengambilan gambar dan
suara, termasuk merancang konsep visual dan tata cahaya. Saat Paska
Produksi mendampingi editor untuk menentukan hasil akhir sebuah
tayangan.
Hubungan Kerja Sutradara Televisi Penyutradaraan Televisi Program Reality Show
Untuk
mendukung hasil akhir yang sempurna maka seorang Sutradara televisi
mutlak harus memiliki kemampuan berkordinasi dengan seluruh unsur
pendukung produksi. Tim pendukung produksi ini merupakan kumpulan dari
orang-orang yang mempunyai ketrampilan atau pengusaan terhadap
bidang-bidang tertentu secara profesional, dan secara garis besar dapat
dikatagorikan menjasi tiga yaitu : Tim Teknis, Tim Artistik dan Tim
Penyusun Konsep. Tim Teknis misalnya : Technical Director
(Pengarah Teknik), Kameraman, Lightingman, Audioman dan seterusnya, Tim
Artistikmisalnya : Set Designer, Make Up, wardrop dan sebagainya,
sedangkan Tim Penyusun Konsep terdiri dari Creative Director, Script
Writter hingga Produser.
Reality show pada dasarnya merupakan bentuk program acara televisi yang mengandalkan adagan nyata atau natural dari semua tokoh beserta pendukung yang tampil dalam acara tersebut. Sutradara Reality Show
relatif tidak bisa leluasa memberikan pengarahan kepada para tokoh yang
terlibat. Untuk mencapai efek spontan dan natural tersebut sering kali
proses pengambilan gambar dan suaranya dilakukan secara
sembunyi-sembunyi, atau yang lazim kita sebut dengan istilah candid camera ,
walaupun dengan sistem ini kadang-kadang hasilnya tidak sempurna. Maka
pada akhirnya yang diutamakan adalah pesan yang akan disampaikan seorang
sutradara sampai pada pemirsa.
Disinilah dituntut kejelian seorang Sutradara Reality Show
dalam menangkap momentum yang acapkali datang hanya satu kali. Pada
acara yang menampilkan gambar-gambar dimana tim produksi mengikuti
gerak-gerik sang tokoh, maka mekanisme produksi yang digunakan sama
seperti pada saat memproduksi program liputan investigasi
(penyelidikan). Sistem ini penekanannya lebih banyak kepada crew
produksi yang terlibat untuk memiliki inisiatif, tanpa harus menunggu
instruksi dari sutradara. Hasil akhir dari produksi program acara ini
biasanya belum tentu sesuai dengan konsep naskah yang disusun sebelumya.
Sutradara Reality Show
Walaupun biasanya hasil akhir produksi program Reality Show
tidak sesuai dengan konsep naskah yang telah disusun sebelumnya, namun
sebaiknya prinsip-prinsip dasar tingkatan produksi tetap dijalankan.
Berikut ini peran Sutradara Reality Show pada tiap tingkatan produksi :
Pra Produksi :
Pada
tahap awal sutradara bersama produser dan script writer menentukan
tokoh yang terlibat, dengan menyeleksi calon tokoh sesuai dengan target
produksi yang akan dilakukan. Kemudian menyusun rangkaian cerita yang
akan diproduksi. Walaupun nantinya apa yang telah disusun dalam tahapan
pra produksi ini bisa berubah sama sekali, namun script (naskah) tetap saja diperlukan sebagai panduan pada saat produksi berlangsung untuk menetukan “benang merah” cerita.
Produksi :
Pada saat produksi seorang Sutradara Reality Show terlebih dahulu melakukan breafing
kepada tim produksi yang terlibat, mengenai bloking kamera hingga
strategi bagaimana kameraman yang bertugas dapat menangkap momentum
kejadian/adegan yang berlangsung. Bila proses pengambilan gambarnya juga
menggunakan kamera tersembunyi, sutradara melakukan pointing
(peletakan posisi kamera) di tempat pengambilan gambar. Selanjutnya
saat proses produksi dilakukan, sutradara mulai mengarahkan para crew
yang bertugas, hingga target pengambilan gambar terpenuhi. Pada proses
produksi ini dilakukan, biasanya banyak hal yang terjadi tidak sesuai
dengan konsep naskah yang telah disusun sebelumnya. Maka dimungkinkan
seorang sutradara malekukan perubahan jalan cerita yang terkadang,
karena prinsip spontanitas dan naturalitas, adegan ceritayang dihasilkan
sama sekaliberbeda dengan konsep cerita awal.
Paska Produksi :
Paska
produksi biasanya identik dengan editing, pada proses inilah kemasan
hasil akhir dari program di tentukan. Karena pada saat proses sebelumnya
dimungkinkan melakukan perubana cerita, maka sebelum masuk ke proses
editing seorang sutradara Reality Show melakukan brain storming
ulang dengan seluruh tim produksi yang bertugas, termasuk script writer
dan produser. Setelah disepakati jalan ceritanya, maka dilakukan
editing. Dengan bantuan kreatifitas dan profesionalisme seorang video
editor, sutradara merangkai shot dan suara yang telah direkam pada
proses sebelumnya
Kualifikasi Sutradara Televisi
Terlepas dari format program televisi apapun yang diproduksi oleh seorang Sturadara, baik news maupun entertainment,
media televisi adalah media hiburan. Sehingga apa yang disajikan
melalui media tersebut harus memenuhi nilai artistik dan unsur
keindahan. Karakter media televisi yang padat teknologi juga menjadi
tuntutan bagi seorang sutradara televisi untuk menguasai berbagai
peralatan pendukung produksi secara teknis. Maka dibutuhkan
persyaratan-persyaratan tertentu untuk menjadi seorang Sutradara
Televisi.
Berikut ini pengetahuan dasar yang “idealnya” dimiliki seorang sutradara televisi
- Pengetahuan analisis dan penulisan naskah
- Pengetahuan dasar tentang kamera video
- Pengetahuan dasar tentang menggunaan video switcher
- Pengetahuan tentang screen direction
- Pengetahuan dasar tentang audio broadcast
- Pengetahuan dasar tentang lighting video
- Pengetahuan dasar editing
- Pengetahuan dasar tentang equipment pendukung produksi yang lain
- MAMPU MENGGABUNGKAN HAL TEKNIS dan SENI
Dengan
kualifikasi seperti diatas maka memang tidak banyak orang yang bisa
melakukan pekerjaan sebagai Sutradara Televisi. Selamat Belajar Menjadi
Sutradara Televisi….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar